WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : KEMBALI KE TANAH JAWA
BAB 1
Pendekar 212 Wiro Sableng dan Kinasih yang sembunyi di balik semak belukar di belakang sederetan pohon-pohon besar tidak menunggu lama. Yang muncul ternyata bukan Momok Dempet Berkaki Kuda, tapi serombongan penunggang kuda terdiri dari lima orang. Mereka berseragam hitam, bertampang sangar ganas. Rambut rata-rata panjang sebahu, kepala diikat kain hitam, muka tertutup kumis, janggut dan cambang bawuk meranggas. Di pinggang terselip golok besar yang gagangnya berbentuk sama yakni ukiran tengkorak. Kelima orang ini membawa buntalan besar, digantung di leher kuda masing-masing.
"Siapa mereka. Pasti orang-orang jahat..." bisik Kinasih.
Wiro memberi anda agar Kinasih segera menutup mulut.
Penunggang kuda paling depan tiba-tiba angkat tangan kirinya. "Kita berhenti di sini. Hitung jarahan!" Orang ini memiliki cacat di pertengahan kening, membelintang melewati mata kiri membuat matanya mencelet keluar, merah mengerikan. Tampangnya paling seram dibanding dengan empat kawannya. Dari ucapan serta sikap agaknya dia yang menjadi kepa
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #122 : Roh Dalam Keraton Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Tahukah anda bahwa di dalam makanan dan buah - buahan yang kita makan seringkali mengandung klorin / kaporit. Dimana datangnya kaporit...
-
Menghilangkan klorin dengan cepat dan menambah serat antibakteri Ag+ (teori ion perak) yang dapat melawan berbagai jenis kuman dengan muda...
-
Welcome to NFT World TIGA PROJECT UTAMA KOISAN 1, Koisan International Coin ( KIC ) Koisan International Coin adalah...
-
NFT PROFITABLE PERTAMA DI INDONESIA XTOKO pusat penjualan NFT PROFITABLE terbaik di indonesia dan teknologi NFT X CL...
-
Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Su...
-
18 Agustus 2008 – 10:00 (Diposting oleh: Editor) Entah kenapa yang selalu muncul pertama kali adalah skeptisisme saat berhadapan dengan p...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar